Kamis, 19 Mei 2011
Setiap orang pasti menginginkan dirinya sukses, menginginkan dirinya bahagia, menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan berakhir dengan kepuasan itu adalah sesuatu yang nornal. Artinya tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut entah sebanyak dan setinggi apapun itu.
Banyak orang yang berlomba-lomba, berusaha dan kerja untuk mencapai apa yang dicita-citakan. Setelah cita-citanya dicapai apa yang diharapkan? Tidak lain adalah “kebahagian” sepuluh gabungan huruf alfabetis - lima huruf vokal dan lima huruf konsonan - yang sangat menggiurkan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Tapi, sayang seribu sayang apabila anak manusia itu salah jalan dalam mencapai kebahagiaan itu.
Ada anak manusia yang menempuh jalan kebahagian dengan jalan kebebasan, ada anak manusia yang menempuh jalan kebahagiaan dengan jalan bersenang senang, ada anak manusia yang menempuh jalan kebahagian berfoya-foya, sering menuruti kehendak nafsu dari pada nurani, apakah dengan jalan seperti itu kebahagiaan akan dicapai? Hmmm... biarlah waktu sendiri yang menjawab dan disaksikan oleh mata kepala sendiri. Karena pelajaran itu akan menjadi guru yang terbaik dalam hidupnya.
Kemudian ada juga anak manusia yang menempuh kebahagiaan itu dengan jalan yang berliku-liku, terjal, onak, duri dan jalan yang menguras tenaga dan pikiran yang ektra. Tidak peduli apa saja yang merintanginya maka semua akan dianggap sebagai bumbu kebahagiaan. Dengan harapan ketika kebahagiaan benar-benar dalam genggaman tangannya, maka kebahagiaan itu akan terasa manis rasanya. Lalu dengan pertanyaan yang sama, apakah dengan jalan yang seperti itu kabahagiaan akan dicapai? Biarkan
kata-kata bijak yang menjawabnya.
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
Jawabannya sudah jelas, kebahagiaan itu tidak akan pernah dicapai dengan jalan yang mulus, jalan yang penuhi dengan bunga-bunga di samping kanan-kirinya. Melaikan jalan kebahagiaan itu laksana meniti jalan sempit lagi menanjak, sedikit saja menoleh kita akan terpelet, jatuh dan mungkin saja tidak bisa bangkit lagi.
Menjadi penting kiranya dalam menapaki jalan menuju kesuksesan itu diriringi dengan do’a kepada yang mempunyai segudang kebahagiaan itu, agar dimudahkan dalam melangkahkan kaki dan diberi kekuatan untuk bangkit kembali apabila dalam pejalanan terpeleset dan jatuh.............dan selalu istiqamah di jalanya. Rasulullah telah mengajarkan kepada kita dengan do’a yang simpel dan sangat indah:
Ya Allah....
Aku berlindung kepadamu dari rundungan sedih dan duka
Dari sifat lemah dan malas
Aku berlindung kepadamu dari sifat kikr dan bakhil
Aku berlindung kepadamu dari beban hutang dan penindasan
Maka tatkala suatu saat nanti kebahagiaan itu dapat kau raih, jangan lupa kepada orang-orang yang ada di sekitarmu. Biarkan mereka mengambil manfaat sebanyak-banyaknya darimu agar kebahagiaan yang kau dapat semakin terpatri didalam kalbumu.
Wallahu a’lam bishowab
Categories: Artikel
Posted on 15.24 by abdul wahid
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
Blogger templates
Categories
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
- abdul wahid
- semenep, jawa timur, Indonesia
- ORANG YANG BESAR BUKAN ORANG BERBADAN BESAR, TAPI ORANG YANG BERJIWA BESAR DAN BERWAWASAN LUAS.
0 komentar:
Posting Komentar