Kamis, 24 Desember 2009

Uswah dan Imamul muttaqin, Nabiyullah Muhammad SAW memiliki ciri khas yang luar biasa dalam menjalani aktivitas kebaikan. Amal dan ibadahnya disifati, “kaana diimatan” (amalnya rutin) yakni terus menerus tidak terputus-putus namun masih pada batas pertengahan, jauh dari sifat malas, namun tidak pula kelewat batas. Nabi SAW shalat di waktu malam dan juga tidur, beliau shaum dan juga berbuka, akan tetapi beliau kerjakan secara teratur. Sehingga enak dirasakan jiwa dan terbiasa bagi anggota badannya. Oleh karena itulah amal beliau SAW disifatkan dengan “kaana diimatan” (amalnya rutin), sedangkan makna “diimah” adalah hujan yang teratur, sedang dan tenang, tidak terlalu lebat, tak ada guruh dan tidak ada pula halilintar. Umumnya, hujan yang tidak teratur, atau dengan volume yang berlebih akan mendatangkan kerusakan, baik badai maupun banjir.


Begitu pula dengan karakter manusia. Semangat yang tidak terkendali, stamina yang tidak dijaga, ritme yang tidak teratur dalam menjalani suatu aktivitas, umumnya berdampak kepada keburukan. Meskipun pada asalnya, perbuatan itu berupa aktivitas yang positif. Semangat belajar yang mendadak dan menggebu, lalu belajar sehari semalam tanpa istirahat, hanya akan membuat kita loyo setelah itu. Begitupun dengan shalat malam. Terkadang seseorang tersulut motivasinya oleh suatu nasihat tentang fadhilah shalat malam, lalu dia menjalani malam tanpa tidur, semalaman ia berdiri untuk shalat. Seringkali ini juga menjadi sinyal, bahwa di hari-hari berikutnya ia akan kehilangan stamina, lalu akan meninggalkannya.

Alangkah indah bimbingan Nabi SAW yang mengajarkan kepada kita suatu kaedah,

“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling rutin, meskipun sedikit.” (HR Muslim)

Hati Tenang, Badan Terasa Nyaman

Aktifitas kebaikan yang dilakukan secara rutin akan membuat hati menjadi tenang, badanpun terasa nyaman. Baik dalam hal belajar, beribadah secara khusus, maupun aktivitas lain yang bermanfaat seperti olah raga.

Jika kita merasa emosi belum terkendali, suasana hati labil, itu lebih dikarenakan aktivitas anggota badan yang labil, ekstrim dalam menjalankan sesuatu, ekstrim pula ketika meninggalkannya. Sehingga terkadang hati menjadi lunak sesaat, kemudian tiba-tiba menjadi keras kembali, terkadang di hadapannya ada sinar yang menerangi, namun sekejap saja kegelapan segera kembali. Inilah yang membuat hati tidak hidup dengan sehat dan bercahaya.

Abu Sulaiman Ad-Darani seorang ahli ibadah yang zuhud, dengan tawadhu’ berkata, “Meninggalkan syahwat mendatangkan pahala, istiqamah dalam beramal mendatangkan pahala, namun aku dan kamu termasuk orang yang menghidupkan satu malam, namun tidur dua malam, shaum satu hari, berbuka selama berhari-hari, padahal hati tidak bercahaya dalam kondisi seperti ini…”

Kalimat beliau, “namun aku dan kamu”, sepertinya lebih cocok ditujukan kepada kita sekarang ini. Sebagian kita mungkin pernah bersemangat menghafal al-Qur’an, tapi akhirnya ‘menyerah’ juga. Pernah getol mempelajari bahasa Arab, akhirnya ‘lelah’ juga. Pernah bersemangat qiyamul lail, pun akhirnya terasa berat untuk menjalaninya. Ini semua lantaran porsi yang tidak diperhitungkan dengan kemampuan, juga rutinitas yang tidak dipertahankan. Jika berusaha rutin, semuanya menjadi mudah dan ringan untuk dikerjakan. Apabila rutinitas telah terjaga, tidak mengapa meningkatkan porsi amal setahap demi setahap, karena jiwa telah siap menyangganya.

Mudawamah, Rahasia Orang Sukses

Mudawamah, atau kontinuitas dalam beraktivitas adalah satu kunci sukses meraih ketinggian martabat dan cita-cita. Imam Bukhari yang begitu lekat hafalannya, juga mengandalkan ‘mudawamah’ dalam membaca buku. Ibrahim al-Harabi, seorang pakar bahasa Arab, selama lima puluh tahun tak pernah absen menghadiri majlis bahasa Arab dan Nahwu. Imam Syafi’i yang demikian cerdas dan jenius juga mengandalkan rutinitas dalam belajar. Sudah menjadi kebiasaan beliau, menggunakan sepertiga malam yang pertama untuk belajar, membaca dan menulis, sedangkan sepertiga yang kedua untuk tidur, dan sepertiga malam terakhir untuk shalat.

Mungkin kita pernah belajar sepertiga malam, atau bahkan semalam suntuk, tapi sayang, hanya berlangsung beberapa kali saja. Kita mungkin juga pernah salat malam dengan panjang, tapi itu bisa dihitung dengan jari tangan saja.

Dalam hal ibadah, kita juga mendapatkan teladan yang sangat bagus pada generasi salaf yang shalih. Seperti Sa’id bin Musayyib yang dijuluki ‘ash-shaffiyyu’, ahli shaf, karena selama lima puluh tahun tidak pernah melihat punggung tatkala shalat lima waktu. Yakni beliau selalu berada di shaf paling depan.

Ulama-ulama terpercaya sepanjang generasi juga membiasakan hal serupa. Seperti Ibnul Qayyim al-Jauziyah, yang membiasakan dzikir ba’da Shubuh, dan tidak keluar masjid hingga matahari telah terbit dan beranjak naik. Karena terbiasa, hingga seakan itu menjadi sarapan paginya, badan akan kehilangan gairah sepanjang hari jika pagi terlewatkan dari dzikir.

Ingin sukses meraih cita-cita? Atau ringan dalam menjalankan aktivitas ibadah? Bersungguh-sungguhlah untuk mempertahankan rutinitasnya. Mulai dari yang mudah, porsi yang terukur, lalu secara bertahap meningkatkan kuantitasnya. Selamat mencoba! Semoga Allah memberikan kemudahan kepada kita.

http://www.arrisalah.net/kolom/abu-umar-abdillah/2009/06/merutinkan-kebaikan.html

Posted on 04.05 by abdul wahid

No comments

Minggu, 06 Desember 2009



Meski sanksi terhadap pelanggar Perda No.75/2005 cukup berat, namun hingga kini, larangan itu masih belum sepenuhnya ditatati

Hidayatullah.com--Banyak pengelola gedung di Jakarta Pusat (Jakpus) belum mematuhi Perda No. 2/2005 tentang pengendalian pencemaran udara dan Pergub No. 75/2005 tentang kawasan dilarang merokok. Perda itu masih omdo alias omong doang. Pernyataan ini disampaikan Kepala KLH Jakpus, Abdul Malik, Kamis (3/12).


“Pengelola atau pemilik bangunan yang belum menerapkan KDM untuk sementara masih diberi peringatan. Namun kalau masih bandel, akan dikenakan sanksi mulai dari penutupan sementara hingga ditutup,” kata Abdul Malik.

Pernyataan Malik didasarkan bukti dari inspeksi mendadak (sidak) terhadap 144 bangunan di delapan kecamatan ternyata 50 persennya belum menerapkan kawasan dilarang merokok (KDM).


Sidak dilakukan Kantor Lingkungan Hidup Jakpus terhadap tujuh kawasan dilarang merokok yaitu tempat belajar mengajar, pelayanan kesehatan, tempat bermain anak, tempat ibadah, tempat umum, tempat kerja dan angkutan umum.

Gedung-gedung yang berada di kawasan Jl. Thamrin, Sudirman, Merdeka Barat, Timur, Selatan, Utara dan Jl Kebon Sirih hamper seluruhnya telah dicek. Hasilnya ada yang sudah 100 persen menerapkan, ada yang masih setengah-setengah dan ada yang belum ada.

Ketua Tim sidak, Sudarso menambahkan tim terdiri dari aparat Sudin Perhubungan, Satpol PP, Sudin Pariwisata, Sudin Pendidikan Menengah, Sudin Pendidikan Dasar, Sudin Kesehatan dan lain-lain. “Pengawasan dan pengecekan akan dilakukan lagi, setelah sidak. Untuk mengetahui apakah sudah ada perubahan atau belum,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui, sejak Februari 2006, Pemprov DKI memberlakukan Perda No 2/2005 tentang pengendalian pencemaran udara dan Peraturan Gubernur No 75/2005 tentang kawasan dilarang merokok. Para pelanggar dalam Perda ini dikenakan hukuman kurungan selama-lamanya 6 bulan atau denda maksimal Rp 50 juta.

Sayang, selama ini, larangan itu belum sepenuhnya ditatati. Masih terdapat banyak pelanggaran, bahkan ada kesan warga tak mengghiraukannya. [pos/sp/www.hidayatullah.com]

Posted on 04.07 by abdul wahid

No comments

Rabu, 02 Desember 2009

Ungkapan hati menjadi saksi bisu
Pengakuan cinta dan suara hati adalah suara kejujuran
Karena hati tidak pernah berbohong
Cinta adalah anugerah terbesar yang diberikanoleh Allah kepada seluruh makhluknya


Tentang cinta dan pengorbanan
Tentang cinta dan ketulusan
Tentang cinta dan pengabdian
Tentang cinta dan kesetiaan
Tentang cinta dan pengertian
Tentang cinta dan kejujuran
Tentang cinta dan cemburu
Tentang cinta dan kesabaran
Tentang cinta dan keberanian
Tentang cinta dan keikhlasan
Tentang cinta dan saling berbagi
Tentang cinta dan kebahagiaan yang sesungguhnya

Jujur ……
Dia adalah guru bagiku
Guru yang mengajariku tentang arti kehidupan
Yang mungkin tidak diajar di sekolah manapun

Jujur….
Hati ini tidak akan pernah bohong.
Ya… Ungkapan hati yang paling dalam
Kerena hidup berpasangan adalah bagian dari ritme kehidupan

Ya… Allah aku beristighfar kepadamu
Memohon ampun atas segala dosa yang telah kulakukan selama ini
Aku sadar…..
Aku faham….
Cinta suci adalah cinta yang berada dijalanMu
Yang diridhoi olehMu
Dan mencintau segala sesuatu karenaMu


Sumenep, 01 Desember ,09

Posted on 03.16 by abdul wahid

3 comments

Minggu, 22 November 2009

Kita harus selalu berfikir, merenung dalam setiap kesempatan, dimana saja dan kapan saja bahwa hidup itu adalah sebuah perjuanangan. Artinya ada usaha dalam mencapai sebuah visi dan misi hidup, kalau yang terjadi malah sebaliknya maka eksistensi sebagai mahkluk hidup yang dikaruniai dengan triple power yaitu jiwa, raga dan religion akan sangat terancam, tergilis oleh dahsyatnya rotasi waktu dan akhirnya punah. Auudzu billahimin dzalik

Islam sangat menekankan bahwa perjuangan memang harus selalu tertancap dalam jiwa seorang muslim. Dengan modal awal manusia, Allah telah menobatkannya sebagai mahkluk yang sempurna bahkan melebihi Malaikat dan Jin. Manusia dituntut untuk selalu menjadi pioner yang selalu memberikan pencerahan dan perubahan terhadaplingkungannya. Bukan menjadi pembeo yang tidakpunya orientasi hidup yang jelas, sehingga dengan mudah terombang ambing. Nah…! Orang muslim tidak begitu ceritanya, merekamempunyai prinsip “dimana dia hidup disitu langit dijunjung”.


Marikita buka kembali sejarah para pendahulu kita, mereka adalah para pioner yang sukses mengemban amanah Allah dan amanah dari manusia yang diberikan kepadanya. Mereka hadir kedunia ini memiliki makna karena memang mereka berhasil mamaknai hidup ini secara benar. Mereka memberikan pencerahan terhadaplinkungan disekitarnya, sebagai contoh konkrit adalah panutan kita Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam. Kita (muslim) sebagai umatnya sudah tahu bagaimana kiprah beliau ditengah-tengah masyarakat. Pada jaman yang waktu itu belum berperadaban, mereka menyembah patung, membunuh bayi perempuan hidup-hidup, poliandri dsb mampu dirubahnya dalam waktu yang relatif singkat yaitu 22 tahun. Sehingga menjadi menjadi masyarakat yang berperadaban, tundukpada syariat Allah Azza wajalla. Dan masih banyak para pioner yang tidak mungkin saya sebut satu persatu dalam ulisan yang singkat ini yang mereka berhasil memberikan sebuah pencerahan dan perubahan.

Maka fakta sejarah yang saya kemukakan diatas seyogyanya menjadi sebuah motivasi bagi kita untuk selalu berkarya dan membuat perubahan. Allah berfirman: Kamu adalahumat terbaik yang dilahirkan untuk menyeru kepada kebaikan dan mencegah kepada yang mungkar………dst

bersambung.

Posted on 06.34 by abdul wahid

3 comments

Jumat, 13 November 2009

Para ilmuwan yang menekuni masalah kepemimpinan telah melakukan banyak penelitian tentang berbagai segi kepemimpinan berbagai hasil penelitia tersebut telah memungkinkan masyarakat moderen memiliki berbagai acuan ilmiah yang secara teoritikal memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kepemimpinan yang efektif. Dinamika dapat diartikan sebuah gerakan atau kekuatan yang dimilki oleh sekumpulan orang di masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalan tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Jadi, dapat dikatakan bahwa dinamika kepemimpinan dapat berkembang sesua dengan situasi kehidupan manusia yang bersifat dinamis.

Interaksi manusia dalam perjalanan kehidupannya manusia yang kaya akan pengalaman dapat beruba dan berkembang sehngga perwujudan kepemimpinan juga bersifat dinamis 0leh kaarena itu kepemimpinan menyentuh berbagai segi kehidupan manusia dan seorang pemimpin harus memiliki sifat kemanusan ,demokratis dan menyayangi bawahannya karena kepemimpinan merupakan masalah manusia yag bersifat unik dan ini tidak hanya sekeda menyentuh kehidupan manusia sebagai individu sebagaimna yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi juga sebagai mahluk social oleh karena itu setiap pproses kepemimpinan dalam keunikannya masing-masing tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang bersifat manusiawi.
Pemimpin adalah manusia dan yang dipimpin adalah manusia , dalam kondisi seperti itu bilamana kepemimpinan tidak dilaksanakan secara manusiawi berbagai masalah akan timbul yang pada akhirnya akan berdampak pada proses kepemimpinan tidak akan efektif jadi seharuenya seorang pemimpin harus mampu mempelopori smua perbuatan yang baik agar dapat dijadikan contoh oleh bawahan sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa seorang pemimpin hanya mampu memerintah tetapi tidak mampu melakukan
Satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin yaiu bagaimana seorang pemimpin dapa menerapkan prinsip –prinsip menejemen mutu terpadu artinya bagaimana seorang pemimpin mengikutsertakan seluruh potensi yang ada di dalam organisasi yang diarahkan agar mencapai tujuan organisasi tersebut..


1. Dinamika Kepemimpinan
Seperti yang telah dibahas di depan tentang pengertian dinamika . degan ruangnya seputar manusia , maka dbawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kepemimpinan dalam praktiknya:
A.Hubungan manusia dalam kepemimpinan
Kepemimpinan memerlukan bentuh hubungan manusia yang efektif artinya hubungan manusia dalam kepemimpinan adalah cara seseorang memimpin dalam memperlakukan oorang yang dipimpinnya sehingga aktualisasi kelompok organisasi menjadi dinamis menciptakan hubungan manusia yang efektif meupakan alat dalam kepemimpinan.hubungan itu harus dipelihara dikembangkan dan dibina .karenanya harus kita pahami dua jenis hubunga manusia;
a.Hubungan manusia yang efektif dalam hubungan ini komunikasi dsn perlakuan yang dapat menimbulkan rasa senang dan puas antara kedua pihak .Kondisi seperti ini akan menimbulkan rasa ikut memiliki, rasa ikut bertanggung jawab dan pada gilirannya memliki rasa untuk ikut berpartisipasi.
b.hubungan manusia yang tidak efektif; yaitu komunikasi dan perlakuan yang menimbulkan rasa tidak senang tidak puas dan saling menolak antara kedua belah pihak.
B. Proses pengamilan keputusan
Keputusan dasi seorang pemimpin tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui sebuah proses.pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan weweanang itu dapat dilimpahkan. Melalui pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat diperoleh beberapa mamfaat :
a.Pimpinan tertinggi mendapat kesempatan yang cukup untuk memikirkan keputusan –keputusan dan melaksanakan tugas-tugas yang penting saja dalam tugas-tugas pokok organisasinya
b. Setiap keputusan dan perintah sesuai dengan sifat penting atau tidak penting.
c. keputusan-keputusan dan perintajh- perintah dapat diberikan secara cepattanpa kekhawatiran penyalahgunaan wewenang karena setiap pimpinan berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban
d. Memperbesar patisipasi dan meningkatkan dedikasi serta loyaliutas pada kebersamaan dan bahkan pada pemimpin karena setiap anggota kelompok merasa ikut berperang
e. Mendorong dan mengembangkan inisiatif,kreatvitas dan kemauan untuk berprestasi dibidangnya masing-masing dan sebagainya pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin berlangsung dengan tahapan sebagai berikut:
a. Menghimpun data melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
b.Melakukan analisis data
c.Menetapkan keputusan yang ditempuh
3.Penendalian dalam kepemipinan
Tujuan pokok pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh tanggapan berupa kesediaan dalam dalam mewujudkan program kerja dan para anggota organisasi
Pemimpin menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerja sama dengan orang orang yang dipimpinnya
Kepemimpinan yang efektif seperti di atas dapat terlaksana secara dinamis karma kemampuan pucuk pemimpin dalam mengambil dan menetapka kepuan keputusan yang selalu dirasakan sebagai keputusan bersama .keputusan seperti itu merupakan bagian dari pengendalian dalam kepemimpinan yang membutuhkan proses.proses itu dapa ditempuh melalui pertemuan atau rapat dan itu semua memiliki tujuan antara lain:
a. Untuk mengumpulkan informasi, pemikiran dan pendapat dalam melaksanakan program organisasi
a. untuk mengevalausi program kerja organisasi
2 .Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan
A. Fungsi kepemimpinan
1.Pimpinan sebagai penentu arah
Telah umum diketahui bahwa setiap organisai diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mecapai sesuatu tujuan tertentu..kenyataan yang selalu dihadapi oleh organisasi ialah bahwa sarana dan prasarana yang tersedia mungkin selalu terbatas sedangkan tujuan yang hendak dicapai adala sifatnya yang tidak terbatas pada gilirannya situasi kelangkaan yang selalu dihadapi organisasi menuntut agar seluruh kompnen an jajaran suat organisasi bekerja sedemkia rupa sehingga dalam penyelenggaraan bearbagai kegiatan tidak terjadi pemborosan karena akan membuat jalannya organisasi
2.pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
Tidak ada yang mempersoalkan kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya tidak organisasi yang bergerak didalam suasaa yang terisolasi artintya tidak organisasi yang akan mampu mencapai tujuan tampa memelihara hubungan yan baik dengan berbagai pihak di luar organisai yang bersangkutan sendiri . sasaran yang baik itu agar berbagai pihak yang berkepentingan itu;
1. mempunyai persepsi yang tepat tentang citra organisasi yan bersangkutan
2. memahami bebagai kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuannya
3. mencega timbulnya salah pengertian tentang arah yag ditempuh ole organisasi
4. memberikan dukungan pada organisasi
3.Pemimpin sebagai komunikator yang efektif
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu fungsi pimpinan adalah berkomunikasi secara efektif karna ada pendapat yang mengatakan bahwa timbulnya perselisiha perbedaan pendapat dan bahkan konflik itu disebabkan adanya komunikasi yang tidak efektif antara pihak-pihak yan saling berhubungan. Pada hakikatya berkumunikasi berarti mengalihkan sutu pesan dari suatu pihak ke pihak-pihak yang lain
4.Pemimpin sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasioal selalu saja ada konflik yang harus diatasi baik dalam hubungan keluar maupun hubungan keluar organisasi .pembahasan pada bagian ini lebih difokuskan pada penyelesaian konflik yang mungkin timbul alam satu organisas tampa mengurangi pentingnya situasi konflik yang ada di luar. Dalam satu organisasi dapat timbul situasi konflik karena disebabkan oleh beberapa factor antara lain:
a. persepsi subjektif tentang kemungkina timbulnya konflik dari pihak lain dalam organisasi
b. kelangkaan sumber daya dan dana
c. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi tedapat berbagai kepentingan yang diperkirakantidak dapat atau sulit diserasikan
B.Tipe Kepemimpinan
1.Tipe Otokratik
Dilihat dari segi persepsinya seorang pemimpin yang otoriter adalah seorang yang sangat egois egoisenya yang sangat besar akan mendorongnya untuk memutarbalikan kenyataan sehingga sesuai dengan yang diingikan dengan egoisme yang besar dia akan melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasinya seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang latn karena baginya organisasi yang dipimpinnya sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya

B.Tipe Paternalistik
Tipe [ni banyak terdapat dalam masyarakat yang masih bersifat tradisional popularitas pemimpin yang paternalistik persepsikan berperan sebagai bapak dan pelindung karena sifatnya yang tidak memntingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatuan terghadap kepentingan dan kesejahteraan bawahanya akan tetapi pemimpin macam ini mengharapkan bahwa kehadiran dan keberadaannya tidak lagi dipertanyakan oleh orang lain
C.Tipe Kharismatik
Pemimpin macam ini memiliki pengaruh yang sangat menarik sehingga banyak orang yang empati padanya meskipun orang tidak dapat menjelaskan secara rinci peenyebab dia dikagumi banyak orang
D.Tipe Kendali Bebas
Pemimpin hanya berkedudukan sebagai symbol kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kepentingan masing-masing jadi pemimpin hanya memposisikan diri sebagai penasihat
E. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan yang menempatkan manusia sebagai factor utama dan terpenting dalam setiap organisasi pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang kepribadian dengan berbagai aspeknya seperti dirinya juga tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk memamfaatkan setiap orang yang dipimpinnya kepemimpinan yang demokratis adakah kepemimpinan yang aktif,dinamis dan terarah. Dan dalam mengambil keputusan selalu mementingkan musyawarah .

3. Keterbatasan Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan orang yang dipinpinnya tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang bersifat universal dan kodrati manusia sebagai makhluk. Sebaga mana juga dalam pepatah Arabi mengatakan yang artinya ; manusia adalah tempat salah dan lupa.
Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan manusia yang lain tidak dapat melepaskan diri dari kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi fisik maupun psikologis.Akan tetapi manusia punya potensi untuk meminimalisir keterbatasa-keterbatasan yang ada pada dirinya yang berarti juga berpotensi untuk meningkatkan efisiensi danj efektifitas dalam melaksanakan visi misi dalam sebuah organisasi.
Selain keterbatasan sebagai factor manusia, eterbatasan manusia juga merupakan pembibangan kerja, norma-norma, peraturan mekanisme kerja dan prosedur kerja yang disebut juga sebagai keterbatasan administratif.
1. Keterbatasan Manusiawi
Sebagaimana keterbatasan/kelemahan manusia yang telah kami sebutkan di atas. Kelemahan –kelemahan tersebut dapat mengakibatkan keterbatasan dalam mertealisasikan kep[emimpinannya, keterbatasan itu meliputi:
a. Keterbatasan Norma Spiritual
Harkat manusia yang tinggi merupakan pembatas perilaku setiap manusia, termasuk dalam melaksanakan fungsi tugas kepemimpinanya. Harkat manusia memikul tanggung jawab dalam arti tingkah laku dibatasi oleh nilai-nilai tertentu, diantaranya norma social, norma spiritual/ agama atau kepercayaan yamg dipeliuk oleh pemimpin.
b. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)
Keterbatasan kepemimpnan karena unsur fisik antara lain;1. Usia, 2. Fisik, 3. Jenis kelamin, 4. Keterbtasan Waktu
c. Keterbatasa Psikis (Rohani)
Kepemimpinan dibatasi oleh kemampuan psikis berupa kemampuan berfikir , mengingat, menghayal, perasaah maupun kehendak. Dan karena dibatasi oleh perbedaan potensi psikis lain sepert bakat, minat, intelegensi dan berbagai sifat kepribadian. Keterbatasan yang dimiliki akal manusia untuk memahami berbaga macam persoalan secara bersamaan atau masalah yang rumit merupakan contoh bahwa pemimpin tidak dapat mengatasi seluruh tanggung jawabnya secara sendiri.
d. Keterbatasan Administrasi
Kolompok/ organisasi sebagai wadah untuk mewujutkan kepentingan bersama yang disebut tujuan organisasi. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan, kehendak, gagasan , pendapat, rencana, kreatifitas dari seorang pemimpindapat dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, keterbatasan pemimpin dibatasi oleh kondisi yang terdapat didalam pengendalian proses kerja sama untuk mencapai yang disebut keterbatasan administratif. Beberapa keterbatasan adninistrasi diantaranya;
a. Misi organisasi, setiap organisasi dalam menggerakan orang-orang yang dipimpin tidak boleh keluar dari upaya mewujutkan kerja sama yang terarah pada pencapaian misi organisasi.
b. Setiap pemimpin dibatasi oleh posisi, sebagai wujud pembidangan tugas horisotal pada jenjang yang sama sebagai pembatas yang mengharuskan pemimpin hanya boleh melakukan kegiatan dibidangnya.



5. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan atau tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumulan cirri-ciri yang digunakan pemimpin dalam untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpiman adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksaana tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama, dan yang mementingkan hasil yang dicapai. Sehinnga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimalkan produktifitas, mkepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.
Sebenarnya sangat banyak teori mengenai gaya kepemimpinan, namun pada pembahasan ini penulis ingin menjelaskan teori gaya kepemimpinan yang berkembang pada tahun 1960-an yang dinamakan dengan “pola manajerial”. Kepemimpinan dipengaruhi oleh dua perhatian manajerial yang mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi/ tugas dan perhatan terhadap manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan diantaranya;
1. Gaya Manajemen tugas, pemimpi menunjukan perhatian yang tinggi terhadap produksi, tetapi terhatiah rendah terhadap mausia.
2. Gaya Manajemen Country Club, pemimpin memperlihatkan perhatian yang tinggi terhadap manusia, tetapi perhatian terdah terdadap roduksi.
3. Gaya Manajemen Miskin, pemiminpin tidak terlalu menunjukan perhatian, baik terhadap produksi maupun terhadap manusia.
4. Gaya manajemen Tim , pemimpin menunjukan perhatian yang baik terhadap produksi maupun terhadap manusia.
Seorang pemimpin yang efekiif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Denga demikian hal ini menuntut seorang pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan, membedakan situasi dan mampu menggunakannya secara benar.
Sehinnga berdasarka uraian di atas, secara konseptual gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, keteramplan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin dalam berinreraksi dengan orang lain, dalam mengambil keputusan dan dalam melaksanakan tugas pegendalian.
6. Kepemimpinan Situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan semua pemimpin tergantung pada keadaan atau situasi. Situasi adalah gelanngang yang perlu bagi pemimpin untuk beroperasi. Bagi sebagian besar manajer, situasi bisa menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi adalah keliru untuk terlalu menyalahkan situasi. Dalam menerapkan teory kepemimpinan situasional, manajer harus didasarkan pada hasil analisis terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat tertentu dan mengidentifiksi kondisi anggota atau anak buak yang dipimpinnya. Kondisi bawaha merupakan factor yang penting pada kepemimpiman situasional karena bawahan selain sebagai individu mereka merupakan kelompok yang kenyataanya dapat menentukan kekuatan pribadi yng dipunyai pemimpin
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.
2.Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.
3.Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan.
4.Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.
Bagaimana cara kita memimpin haruslah dipengaruhi oleh kematangan orang yang kita pimpin supaya tenaga kepemimpinan kita efektif dan juga pencapaian hasil optimal.

Tidak banyak orang yang lahir sebagai pemimpin. Pemimpin lebih banyak ada dan handal karena dilatihkan. Artinya untuk menjadi pemimpin yang baik haruslah mengalami trial and error dalam menerapkan gaya kepemimpinan.
Pemimpin tidak akan pernah ada tanpa bawahan dan bawahan juga tidak akan ada tanpa pemimpin. Kedua komponen dalam organisasi ini merupakan sinergi dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Paul Hersey dan Ken Blanchard telah mencoba melepar idenya tentang kepemimpinan situasional yang sangat praktis untuk diterapkan oleh pemimpin apa saja. Tentu masih banyak teori kepemimpinan lain yang baik untuk dipelajari. Dari Hersey dan Blanchard, orang tahu kalau untuk menjadi pemimpin tidaklah cukup hanya pintar dari segi kognitif saja tetapi lebih dari itu juga harus matang secara emosional. Pemimpin harus mengetahui atau mengenal bawahan, entah itu kematangan kecakapannya ataupun kemauan/kesediaannya.
1. Dinamika kepeimpinan
Kepemimpinan sebagai seni yaitu berasal dari bakat seseorang, kepemimpinan sebagai ilmu yaitu memerlukan proses belajar dan latihan
Hubungan manusia dalam kepemimpinan.
a. Hubungan manusia efektif; yaitu adanya komunikasi dan perlakuan yang memuaskan dan menyenangkan.
b. Hubungan manusia tidak efektif ; yaitu adanya hubungan komunikasi dan perlakuan yang tidak memuaskan dan menyenangkan.
Pengendalian dalam kepemimpinan;
1. Bertujuan memperoleh tanggapan atau respon anggota organisasi terhadap program kerja
2. Usaha menjalin hubungan kerja yang efektif dan dinamis dalam organisasi.
2.Fungsi dan Tipe Kepemimpinan
a. Fungsi yang berhubunga dengan tugas
b. Fungsi sebagai pemelihara kelompok
3. Keterbatasan Kepemimpinan
a. Keterbatasan manusia
b. Keterbatasan administrative
4. Gaya Kepemimpinan
a. Gaya manajemen tugas
b. Gaya manajemen Country Club
c. Gaya manajemet miskin
d. Gaya manajemen tim
5. Kepemimpinan Situasional
a. Kepemimpinan Kontingensi
b. Kepemimpinan situasional


DAFTAR PUSTAKA


1. P. Siagian, Sondang, Teori Dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta, Rineka Cipta, 2003
2. Rivai, Veitzal, Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Jakarta, PT. RajaGravindo Persada, 2007
3. Gaya kepemimpinan Situasional, http://edymartin.wordpress.com

Posted on 21.10 by abdul wahid

No comments

Dibiarkan tumbuh membentuk dirinya sendiri, sebagian anak-anak Barat tumbuh tanpa mengenal jatidirinya dengan baik

Hidayatullah.com--Kebebasan yang didengungkan masyarakat Barat memang kelewat batas. Beberapa tahun belakangan semakin banyak anak-anak yang dibiarkan tidak memahami eksistensi dan jatidirinya dengan baik, hingga akhirnya banyak muncul kasus operasi ganti kelamin di kalangan anak-anak remaja. Alasan yang biasa dikemukakan adalah karena mereka mengalami gender dysphoria, keadaan di mana seseorang merasa terperangkap pada tubuh dengan jenis kelamin yang salah.

Padahal jika diperhatikan lebih cermat, masalah itu adalah karena kebiasaan sejak kecil. Anak-anak itu dibiarkan tumbuh tanpa bimbingan yang baik untuk mengenal siapa dirinya. Orangtua hanya "pasrah" menuruti kebiasaan yang ditunjukkan oleh anak mereka, hingga akhirnya terbawa hingga dewasa. Jelas sekali orangtua tidak menggunakan masa 0 tahun hingga balita, yang merupakan masa emas untuk pembentukan jatidiri anak.
Liburan sekolah di musim panas sudah usai. Seorang bocah laki-laki berusia 12 tahun di tenggara Inggris, masuk ke sekolah menengah pertamanya sebagai seorang siswi. Ia mengenakan pakaian anak perempuan, rambutnya diikat ke belakang dan dihiasi pita.

Tentu saja bocah itu, segera menjadi bahan ejekan teman-teman sekolah yang sudah mengenalnya sejak sekolah dasar.

Akibatnya, sekolah yang memiliki 1.000 anak murid itu melakukan pertemuan darurat. Memerintahkan anak-anak didiknya untuk memperlakukan bocah itu sebagai anak perempuan, dan memanggilnya dengan nama baru pemberian ibunya.

Namun, para wali murid menjadi marah demi melihat anak-anak mereka menangis mendengar kabar tentang seorang siswa yang berubah menjadi siswi itu. Para orangtua mengatakan seharusnya pihak sekolah mmberitahukan masalah itu kepada mereka sebelumnya, agar anak-anak bisa mendapatkan pengarahan dan berbicara dengan orangtua seputar masalah gender.

Seorang ibu yang putrinya menjadi teman sekelas bocah itu di bangku SD mengatakan kepada The Sun, "Ia (putri saya) menceritakan kepada saya bahwa bocah laki-laki itu menjadi bulan-bulanan teman sekolahnya."

"Yang sangat menjengkelkan para wali murid adalah sekolah tidak berusaha terlebih dahulu mengirimi surat, sehingga kami bisa menjelaskan hal itu dengan cara kami sendiri."

"Mereka (anak-anak) hanya diberitahu, 'Kalian mungkin melihat ada satu anak yang tidak hadir di ruangan ini, itu karena murid tersebut sekarang menjadi anak perempuan.'"

"Anak perempuan itu, sekarang langsung menuju "nereka", akibat masalah ini ditangani seperti sekarang ini."

Semua kekacauan itu bisa dipahami, karena dulu ketika SD, guru kepalanya meminta murid-murid untuk memperlakukan bocah itu sebagai anak laki-laki, sementara anak itu menunjukkan perilaku feminin. Ia mengenakan bikini ketika pelajaran berenang, mengikat rambutnya dan mengendarai skuter merah muda.

Ibunya berkata, "Kami bertekad untuk memberikan yang terbaik untuk anak kami. Kami juga bekerjasama dengan lembaga lain guna memastikan bahwa kesejahteraan anak kami dilindungi."

Anak yang sudah bertahun-tahun ke sekolah memakai pita itu sedang bersiap menjalani terapi hormon dan operasi ganti kelamin. Ia mungkin akan menjadi orang termuda yang melakukan operasi itu.

Kebiasaan sejak kecil

Saat ini orang termuda yang pernah menjalani operasi ganti kelamin adalah Kim Petras. Remaja Jerman itu terlahir dengan nama Tim Petras. Menurut orangtuanya, anak itu telah ngotot menyatakan dirinya sebagai perempuan sejak usia dua tahun.

Kim menjalani operasi ganti kelamin tahun lalu, saat usianya 16 tahun. Sebelumnya ia telah menjadi model untuk sebuah jaringan salon rambut Jerman. Sekarang ia meniti karir sebagai seorang penyanyi dan telah meluncurkan 2 buah lagu.

Mengenai operasinya ia berkata, "Saya ditanya apakah sekarang merasa seperti perempuan. Sebetulnya saya selalu merasa seperti seorang wanita, hanya saya terperangkap di dalam tubuh yang salah."

Di Belanda, ada Willem. Ia pertama kali ke sekolah mengenakan rok saat berumur 9 tahun. Sebelumnya, orangtuanya mengijinkan dia untuk mengenakan pakaian "unisex", semisal celana panjang dan kemeja yang berwarna cerah, karena khawatir atas reaksi dari teman sekolahnya.

Namun sebenarnya sejak sekolah di taman bermain dia telah menyukai boneka, dan mengenakan pakaian seorang putri ketika menghadiri pesta kostum.

Bulan Mei tahun ini, seorang remaja Australia berusia 17 tahun, sebut saja dengan "Alex" (bukan nama sebenarnya), sudah diijinkan oleh pengadilan keluarga untuk melakukan mastectomy (operasi menghilangkan payudara) agar lebih terlihat sebagai laki-laki.

Sejak usia 13 tahun ia telah melakukan perawatan hormonal agar tidak mengalami menstruasi dan agar payudaranya tidak tumbuh.

Kepala pengadilan, Diana Bryant, mengatakan bahwa ijin operasi itu merupakan hal yang terbaik untuk kepentingan remaja itu, yaitu diberikan sebelum ia berusia 18 tahun.

Wanita itu berkata, "Pada akhirnya, itu bukanlah masalah yang sulit, karena masalah yang sebenarnya adalah, apakah ia (Alex) akan melakukan operasi itu saat usia 17 atau 18 tahun, setelah itu ia tidak perlu ijin."

"Jadi masalahnya, apakah ia akan berubah pikiran saat ini, apakah melakukan operasi itu--saat itu dilakukan--adalah hal yang terbaik untuk kepentingan dirinya?"

Satu orang anak Belanda lainnya, Valentin, mengatakan kepada ibunya bahwa ia ingin "memotong zakarnya."

Ibunya bercerita mengenai kebiasaan anaknya sejak kecil, "Ketika menonton film, Valentin selalu mengidentifikasikan dirinya dengan karakter perempuan. Ia selalu berpura-pura menjadi Putri Salju atau Putri Mawar, dan tidak pernah sebagai pangeran."[di/tg/www.hidayatullah.com]

Posted on 20.38 by abdul wahid

No comments

Peneliti mendapati, penggunaan telepon genggam selama satu dasawarsa atau lebih lama, mengakibatkan peningkatan 18 persen resiko tumor otak

Hidayatullah.com--Pengguna telepon selular menghadapi resiko lebih besar terserang tumor otak, demikian laporan media, Kamis, mengutip penelitian paling akhir dari AS yang meneliti hubungan lemah antara telepon selular dan tumor otak, namun tak ada petunjuk jelas mengenai apa resiko yang dihadapi pengguna telepon selular.

"Kami tak dapat membuat kesimpulan pasti mengenai ini," kata Dr Deepa Subramaniam, Direktur "Brain Tumor Center" di "Georgetown Lombardi Comprehensive Cancer Center" di Washington DC.

"Tetapi studi ini, selain berbagai studi sebelumnya, terus meninggalkan keraguan yang menggelayuti mengenai potensi peningkatan resiko. Jadi, satu kali lagi, setelah bertahun-tahun, kami tak memiliki jawaban jalan-pintas."

Namun, Joel Moskowitz, penulis senior studi itu, mengatakan bahwa "jelas ada resiko". Ia adalah Direktur di "Center for Family and Community Health" di University of California, Berkeley.

"Saya takkan mengizinkan anak-anak menggunakan telepon selular, atau saya setidaknya akan mengharuskan mereka menggunakan perangkat `headset` terpisah," kata Moskowitz.

"Kelihatannya kita semua lalai sebagai masyarakat atau sebagai (penghuni) satu planet karena semata-mata menyebar-luaskan teknologi ini sampai tahap yang kita hadapi sekarang, tanpa melakukan penelitian yang lebih menyeluruh mengenai potensi bahaya dan cara melindungi diri dari bahaya itu. Jelas, kita perlu mempelajari jauh lebih banyak lagi mengenai teknologi ini," katanya.

Para peneliti mendapati bahwa penggunaan telepon genggam selama satu dasawarsa atau lebih lama lagi mengakibatkan peningkatan 18 persen resiko tumor otak, yang mungkin muncul di bagian tempat telepon itu digunakan, kata Moskowitz.

Namun Moskowitz, sebagaimana dilaporkan kantor berita resmi China, Xinhua, percaya bahwa juga ada potensi bahaya di bagian lain tubuh --pada aurat, misalnya-- ketika telepon tersebut ditaruh di saku.

Dengan banyaknya orang di seluruh dunia menggunakan telepon selular, bahkan resiko kecil pun dapat diterjemahkan (berkembang) menjadi penyakit dan kematian, ia menegaskan.

Moskowitz memperingatkan, "Kita perlu melakukan banyak penelitian yang jauh lebih menyeluruh karena tebusannya benar-benar mahal. Kelihatannya lebih bijaksana jika Anda lebih berhati-hati mengenai ini, terutama pada anak-anak, yang memiliki jaringan masih berkembang dan ukuran tempurung serta otak yang lebih kecil."

Tahun lalu, Lembaga Pengawasan Obat dan Makanan AS menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai resiko yang ditimbulkan oleh penggunaan telepon selular untuk waktu lama.

Lembaga tersebut mendesak agar penelitian seperti itu dipusatkan pada kesehatan anak, perempuan hamil dan janin, serta pekerja, yang menjadi sasaran pajanan (exposure) tinggi dalam pekerjaan. [ant/www.hidayatullah.com]
ilustrasi:http://www.technologyindonesia.com

Posted on 20.33 by abdul wahid

No comments