Senin, 30 Mei 2011


Berbahagialah bagi orang-orang yang dianugrahi kesehatan dan kekuatan yang dengan ‎ke dua anugrah itu dapat melakukan apa saja yang kita inginkan। Apakah itu laki-laki atau ‎perempuan, apakah itu orang kaya atau orang miskin, apakah itu pemimpin atau rakyat jelata। ‎Yang jelah, entah di cluster/kelompok apakah dia berada semua pasti dianugrahi kedua ‎kenikmatan sekecil apapuN itu। Jadi setiap orang punya kesempatan dan peluang yang sama ‎untuk berlomba-lomba menjadi yang terbaik।‎
Hanya saja diantara cluster/kelompok yang saya sebutkan diatas laki-lakilah yang Allah ‎ciptakan memiliki kekuatan yang lebih dari pada perempuan, orang kaya laik-laki dari pada ‎orang kaya perempuan, orang miskin laki-laki dari pada orang miskin perempuan, pemimpin ‎laki-laki dari pada pemimpin perempuan, rakyat jelata laki-laki dari pada rakyat jelata ‎perempuan। Secara fisik laki-laki lebih kekar dari pada perempuan, secara psikologis laki-laki ‎lebih tahan banting dari pada perempuan।‎
Mengapa hal ini terjadi? Hal ini terjadi karena tanggung jawab। Ya, tanggung jawablah ‎yang membedakan diantara keduanya। Allah swt berfirman dalam al Qur’an yang artinya: ‎‎“Laki-laki (suami) itu pelindung bagi perempuan (istri), karena Allah telah melebihkan sebagian ‎mereka laki-laki atas sebagian yang lain (perempuan), dan karena mereka (laki-laki) telah ‎memberikan nafkah dari hartanya...” Qs An Nisa’ 34।

Sebagaimana ayat diatas, laki-laki (suami) diamanahi tanggung jawab yang lebih besar ‎dari pada perempuan। Bagaimana dia mengurus dirinya sendiri, istri, anak-anak dan orang-‎orang yang dekat selebihnya। Sehingga bagaimana semua itu bisa dilakukan kalau tidak ‎dianugrahi kekuatan yang lebih? Bisakah kita membayangkan kalau seandainya kekuatan itu ‎sama dengan perempuan atau bahkan dibawahnya dengan tanggung jawab yang harus ia ‎pikul?। Subhanallah॥ mari sejenak kita berfikir betapa adilnya Allah dalam menbagi dan ‎menentukan segala sesuatu terhadap hambanya dan seluruh ciptaannya। Alam ini berjalan ‎dengan teratur karena semata-mata keadilannya।‎
Jadi bagaimana seharusnya seorang wanita (isrti) bersikap Allah melanjutkan firmannya ‎dalam surat dan ayat yang sama “ Maka perempuan-perempuan yang saleh, adalah mereka ‎yang taat (kepada Allah) dan menjaga diri ketika (suaminya) tidak ada, karena Allah telah ‎menjaga mereka....”। Maka sangat tidak benar apabila ada orang yang perpandangan bahwa ‎islam menginjak-injak harkat dan martabat kaum perempuan। Justru dalam islam malah ‎sebaliknya posisi seorang perempuan sangat diagungkan dalam islam, dihormati dan ‎dimuliakan karena melalui rahim seorang ibu dengan sifat yang sabar, pengasih dan penyayang ‎diharapkan akan lahir generasi-generasi yang sholeh। Dan kaum laki-laki dengan sifanya akan ‎melindungi dan bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi। Wallahu a’lam bissawab ‎

Posted on 17.08 by abdul wahid

2 comments

Kamis, 19 Mei 2011


Jutaan makhluk yang hidup di bumi semesta ini. Dengan bebagai tekstur kulit yang indah dan ‎bentuk yang unik membuat manusia terpikat dan terpukau dengannya. Kita stress, merasa ‎kehilangan apabila hewan kesayangan kita mati atau bahkan ada yang sampai bunuh diri. ‎Astaghfirullah..........hanya orang-orang yang tak punya akal saja yang akan berani mengambil ‎keputusan sebijak itu.Semuanya memiliki keunikan dan keindahan tersendiri ‎
Akan tetapi, makhluk yang paling unik dan indah itu adalah manusia. Manusia adalah makhluk yang unik, ‎makhluk yang memiliki kompleksitas yang rumit atau ada juga yang menyebutnya manusia adalah ‎makhluk multidimensi. Allah swt berfirman dalam alqur’an yang artinya: “Sungguh, Kami ciptakan ‎manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” Qs At-Tin : 4 ‎
Setuju atau tidak, memang itu benar adanya. Manusia adalah makhluk biologis atau fisiologis ‎dan manusia juga makhluk psikologis. Manusia disatu sisi punya sifat individualis disisi lain manusia ‎tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia disaat tertentu selalu berfikir rasional dan pada ‎kesempatan yang lain manusia juga berfikir irasional. Masih banyak sebetulnya dimensi-dimensi ‎yang melekat pada diri manusia kalau kita mau menelusurinya lebih jauh lagi, yang jelas manusia ‎adalah mekhluk multidimensi yang tidak akan pernah ditemukan pada seluruh mahkluk yang ada di ‎semesta alam ini.‎
Ketika manusia punya semua keunikan itu apa yang harus manusia perbuat? Berangkat dari ‎pertanyaan ini maka jawabanya hanya satu yaitu berkaya. Sudahkah kita berkarya atau lebih jauh ‎lagi, karya apa saja yang telah kita hasilkan sejak kita lahir ke semesta alam ini? kebanyakan dari ‎jawaban anak manusia itu sangat simpel “ada dech..!” atau barangkali kalaupun ada bisa dihitung ‎dengan jari, tak sebanding dengan modal keunikan yang dipunyai dengan hasinya. Maka meminjam ‎kata-kata dari seorang pembisnis hal yang semacam itu dinamakan defisit. Artinya manusia dalam ‎kerugian yang nyata.‎

‎ Lalu bagaimana sikap anak manusia ketika terjadi defisit dalam hidupnya. Salah satu solusi ‎yang paling ampuh saya kira adalah reorientasi hidup, mengenali, megingat dan me_refresh kembali ‎apa tujuan kita lahir ke semesta alam ini dan kemana ending dari sebuah perjalanan panjang anak ‎manusia. Kalau reorientasi belum bisa menghasilkan karya-berikutnya. Maka perlu kita tanyakan ‎apa yang terjadi dengan kamu anak manusia.‎
Sungguh hanya dengan karya-karya yang kita hasilkan saja yang dapat kita jadikan bekal ‎dalam pejalanan yang saat itu tidak ada kesempatan lagi untuk berkarya. Wahai anak manusia ‎berkaryalah, ukir hari-harimu dengan modal keunikan yang kamu miliki. Agar tidak menyesal ‎kemudian. Pada saatnya nanti orang sekitarmu menikmati karyanya smentara kamu hanya berdiri ‎mematung sambil mengemut telunjukmu sendiri lantaran tak ada karya sedikitpun yang dapat ‎kamu nikmati. Wallahu a’lam bisshawab

surabaya,19 mei 2011

Posted on 15.31 by abdul wahid

1 comment


Setiap orang pasti menginginkan dirinya sukses, menginginkan dirinya bahagia, ‎menginginkan segala sesuatu yang dikerjakan berakhir dengan kepuasan itu adalah sesuatu ‎yang nornal. Artinya tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut entah sebanyak dan ‎setinggi apapun itu. ‎
Banyak orang yang berlomba-lomba, berusaha dan kerja untuk mencapai apa yang dicita-‎citakan. Setelah cita-citanya dicapai apa yang diharapkan? Tidak lain adalah “kebahagian” ‎sepuluh gabungan huruf alfabetis - lima huruf vokal dan lima huruf konsonan - yang sangat ‎menggiurkan seluruh umat manusia di muka bumi ini. Tapi, sayang seribu sayang apabila ‎anak manusia itu salah jalan dalam mencapai kebahagiaan itu. ‎
Ada anak manusia yang menempuh jalan kebahagian dengan jalan kebebasan, ada anak ‎manusia yang menempuh jalan kebahagiaan dengan jalan bersenang senang, ada anak ‎manusia yang menempuh jalan kebahagian berfoya-foya, sering menuruti kehendak nafsu ‎dari pada nurani, apakah dengan jalan seperti itu kebahagiaan akan dicapai? Hmmm... ‎biarlah waktu sendiri yang menjawab dan disaksikan oleh mata kepala sendiri. Karena ‎pelajaran itu akan menjadi guru yang terbaik dalam hidupnya.‎
Kemudian ada juga anak manusia yang menempuh kebahagiaan itu dengan jalan yang ‎berliku-liku, terjal, onak, duri dan jalan yang menguras tenaga dan pikiran yang ektra. ‎Tidak peduli apa saja yang merintanginya maka semua akan dianggap sebagai bumbu ‎kebahagiaan. Dengan harapan ketika kebahagiaan benar-benar dalam genggaman ‎tangannya, maka kebahagiaan itu akan terasa manis rasanya. Lalu dengan pertanyaan yang ‎sama, apakah dengan jalan yang seperti itu kabahagiaan akan dicapai? Biarkan
kata-kata ‎bijak yang menjawabnya.‎

Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ketepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

Jawabannya sudah jelas, kebahagiaan itu tidak akan pernah dicapai dengan jalan yang ‎mulus, jalan yang penuhi dengan bunga-bunga di samping kanan-kirinya. Melaikan jalan ‎kebahagiaan itu laksana meniti jalan sempit lagi menanjak, sedikit saja menoleh kita akan ‎terpelet, jatuh dan mungkin saja tidak bisa bangkit lagi.‎
Menjadi penting kiranya dalam menapaki jalan menuju kesuksesan itu diriringi dengan ‎do’a kepada yang mempunyai segudang kebahagiaan itu, agar dimudahkan dalam ‎melangkahkan kaki dan diberi kekuatan untuk bangkit kembali apabila dalam pejalanan ‎terpeleset dan jatuh.............dan selalu istiqamah di jalanya. Rasulullah telah mengajarkan ‎kepada kita dengan do’a yang simpel dan sangat indah: ‎
Ya Allah....‎
Aku berlindung kepadamu dari rundungan sedih dan duka
Dari sifat lemah dan malas
Aku berlindung kepadamu dari sifat kikr dan bakhil
Aku berlindung kepadamu dari beban hutang dan penindasan
Maka tatkala suatu saat nanti kebahagiaan itu dapat kau raih, jangan lupa kepada orang-‎orang yang ada di sekitarmu. Biarkan mereka mengambil manfaat sebanyak-banyaknya ‎darimu agar kebahagiaan yang kau dapat semakin terpatri didalam kalbumu.
Wallahu a’lam ‎bishowab

Posted on 15.24 by abdul wahid

No comments