Para ilmuwan yang menekuni masalah kepemimpinan telah melakukan banyak penelitian tentang berbagai segi kepemimpinan berbagai hasil penelitia tersebut telah memungkinkan masyarakat moderen memiliki berbagai acuan ilmiah yang secara teoritikal memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kepemimpinan yang efektif. Dinamika dapat diartikan sebuah gerakan atau kekuatan yang dimilki oleh sekumpulan orang di masyarakat yang dapat menimbulkan perubahan dalan tata hidup masyarakat yang bersangkutan. Jadi, dapat dikatakan bahwa dinamika kepemimpinan dapat berkembang sesua dengan situasi kehidupan manusia yang bersifat dinamis.

Interaksi manusia dalam perjalanan kehidupannya manusia yang kaya akan pengalaman dapat beruba dan berkembang sehngga perwujudan kepemimpinan juga bersifat dinamis 0leh kaarena itu kepemimpinan menyentuh berbagai segi kehidupan manusia dan seorang pemimpin harus memiliki sifat kemanusan ,demokratis dan menyayangi bawahannya karena kepemimpinan merupakan masalah manusia yag bersifat unik dan ini tidak hanya sekeda menyentuh kehidupan manusia sebagai individu sebagaimna yang telah dijelaskan sebelumnya, tetapi juga sebagai mahluk social oleh karena itu setiap pproses kepemimpinan dalam keunikannya masing-masing tidak dapat melepaskan diri dari kondisi yang bersifat manusiawi.
Pemimpin adalah manusia dan yang dipimpin adalah manusia , dalam kondisi seperti itu bilamana kepemimpinan tidak dilaksanakan secara manusiawi berbagai masalah akan timbul yang pada akhirnya akan berdampak pada proses kepemimpinan tidak akan efektif jadi seharuenya seorang pemimpin harus mampu mempelopori smua perbuatan yang baik agar dapat dijadikan contoh oleh bawahan sehingga tidak menimbulkan kesan bahwa seorang pemimpin hanya mampu memerintah tetapi tidak mampu melakukan
Satu hal yang harus diperhatikan oleh seorang pemimpin yaiu bagaimana seorang pemimpin dapa menerapkan prinsip –prinsip menejemen mutu terpadu artinya bagaimana seorang pemimpin mengikutsertakan seluruh potensi yang ada di dalam organisasi yang diarahkan agar mencapai tujuan organisasi tersebut..


1. Dinamika Kepemimpinan
Seperti yang telah dibahas di depan tentang pengertian dinamika . degan ruangnya seputar manusia , maka dbawah ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi dinamika kepemimpinan dalam praktiknya:
A.Hubungan manusia dalam kepemimpinan
Kepemimpinan memerlukan bentuh hubungan manusia yang efektif artinya hubungan manusia dalam kepemimpinan adalah cara seseorang memimpin dalam memperlakukan oorang yang dipimpinnya sehingga aktualisasi kelompok organisasi menjadi dinamis menciptakan hubungan manusia yang efektif meupakan alat dalam kepemimpinan.hubungan itu harus dipelihara dikembangkan dan dibina .karenanya harus kita pahami dua jenis hubunga manusia;
a.Hubungan manusia yang efektif dalam hubungan ini komunikasi dsn perlakuan yang dapat menimbulkan rasa senang dan puas antara kedua pihak .Kondisi seperti ini akan menimbulkan rasa ikut memiliki, rasa ikut bertanggung jawab dan pada gilirannya memliki rasa untuk ikut berpartisipasi.
b.hubungan manusia yang tidak efektif; yaitu komunikasi dan perlakuan yang menimbulkan rasa tidak senang tidak puas dan saling menolak antara kedua belah pihak.
B. Proses pengamilan keputusan
Keputusan dasi seorang pemimpin tidak muncul secara tiba-tiba tetapi melalui sebuah proses.pengambilan keputusan yang akan diwujudkan menjadi kegiatan kelompok merupakan hak dan kewajiban pucuk pimpinan berupa wewenang dan weweanang itu dapat dilimpahkan. Melalui pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dapat diperoleh beberapa mamfaat :
a.Pimpinan tertinggi mendapat kesempatan yang cukup untuk memikirkan keputusan –keputusan dan melaksanakan tugas-tugas yang penting saja dalam tugas-tugas pokok organisasinya
b. Setiap keputusan dan perintah sesuai dengan sifat penting atau tidak penting.
c. keputusan-keputusan dan perintajh- perintah dapat diberikan secara cepattanpa kekhawatiran penyalahgunaan wewenang karena setiap pimpinan berkewajiban menyampaikan pertanggungjawaban
d. Memperbesar patisipasi dan meningkatkan dedikasi serta loyaliutas pada kebersamaan dan bahkan pada pemimpin karena setiap anggota kelompok merasa ikut berperang
e. Mendorong dan mengembangkan inisiatif,kreatvitas dan kemauan untuk berprestasi dibidangnya masing-masing dan sebagainya pengambilan keputusan oleh seorang pemimpin berlangsung dengan tahapan sebagai berikut:
a. Menghimpun data melalui pencatatan dan bahkan mungkin berupa kegiatan penelitian
b.Melakukan analisis data
c.Menetapkan keputusan yang ditempuh
3.Penendalian dalam kepemipinan
Tujuan pokok pengendalian dalam kepemimpinan adalah untuk memperoleh tanggapan berupa kesediaan dalam dalam mewujudkan program kerja dan para anggota organisasi
Pemimpin menjalin hubungan kerja yang efektif melalui kerja sama dengan orang orang yang dipimpinnya
Kepemimpinan yang efektif seperti di atas dapat terlaksana secara dinamis karma kemampuan pucuk pemimpin dalam mengambil dan menetapka kepuan keputusan yang selalu dirasakan sebagai keputusan bersama .keputusan seperti itu merupakan bagian dari pengendalian dalam kepemimpinan yang membutuhkan proses.proses itu dapa ditempuh melalui pertemuan atau rapat dan itu semua memiliki tujuan antara lain:
a. Untuk mengumpulkan informasi, pemikiran dan pendapat dalam melaksanakan program organisasi
a. untuk mengevalausi program kerja organisasi
2 .Fungsi Dan Tipe Kepemimpinan
A. Fungsi kepemimpinan
1.Pimpinan sebagai penentu arah
Telah umum diketahui bahwa setiap organisai diciptakan atau dibentuk sebagai wahana untuk mecapai sesuatu tujuan tertentu..kenyataan yang selalu dihadapi oleh organisasi ialah bahwa sarana dan prasarana yang tersedia mungkin selalu terbatas sedangkan tujuan yang hendak dicapai adala sifatnya yang tidak terbatas pada gilirannya situasi kelangkaan yang selalu dihadapi organisasi menuntut agar seluruh kompnen an jajaran suat organisasi bekerja sedemkia rupa sehingga dalam penyelenggaraan bearbagai kegiatan tidak terjadi pemborosan karena akan membuat jalannya organisasi
2.pimpinan sebagai wakil dan juru bicara organisasi
Tidak ada yang mempersoalkan kebenaran pendapat yang mengatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan dan berbagai sasarannya tidak organisasi yang bergerak didalam suasaa yang terisolasi artintya tidak organisasi yang akan mampu mencapai tujuan tampa memelihara hubungan yan baik dengan berbagai pihak di luar organisai yang bersangkutan sendiri . sasaran yang baik itu agar berbagai pihak yang berkepentingan itu;
1. mempunyai persepsi yang tepat tentang citra organisasi yan bersangkutan
2. memahami bebagai kebijaksanaan yang ditempuh oleh organisasi dalam rangka pencapaian tujuannya
3. mencega timbulnya salah pengertian tentang arah yag ditempuh ole organisasi
4. memberikan dukungan pada organisasi
3.Pemimpin sebagai komunikator yang efektif
Tidak dapat disangkal bahwa salah satu fungsi pimpinan adalah berkomunikasi secara efektif karna ada pendapat yang mengatakan bahwa timbulnya perselisiha perbedaan pendapat dan bahkan konflik itu disebabkan adanya komunikasi yang tidak efektif antara pihak-pihak yan saling berhubungan. Pada hakikatya berkumunikasi berarti mengalihkan sutu pesan dari suatu pihak ke pihak-pihak yang lain
4.Pemimpin sebagai mediator
Dalam kehidupan organisasioal selalu saja ada konflik yang harus diatasi baik dalam hubungan keluar maupun hubungan keluar organisasi .pembahasan pada bagian ini lebih difokuskan pada penyelesaian konflik yang mungkin timbul alam satu organisas tampa mengurangi pentingnya situasi konflik yang ada di luar. Dalam satu organisasi dapat timbul situasi konflik karena disebabkan oleh beberapa factor antara lain:
a. persepsi subjektif tentang kemungkina timbulnya konflik dari pihak lain dalam organisasi
b. kelangkaan sumber daya dan dana
c. Adanya asumsi bahwa dalam organisasi tedapat berbagai kepentingan yang diperkirakantidak dapat atau sulit diserasikan
B.Tipe Kepemimpinan
1.Tipe Otokratik
Dilihat dari segi persepsinya seorang pemimpin yang otoriter adalah seorang yang sangat egois egoisenya yang sangat besar akan mendorongnya untuk memutarbalikan kenyataan sehingga sesuai dengan yang diingikan dengan egoisme yang besar dia akan melihat perannya sebagai sumber segala sesuatu dalam kehidupan organisasinya seperti kekuasaan yang tidak perlu dibagi dengan orang latn karena baginya organisasi yang dipimpinnya sebagai alat untuk mencapai tujuan pribadinya

B.Tipe Paternalistik
Tipe [ni banyak terdapat dalam masyarakat yang masih bersifat tradisional popularitas pemimpin yang paternalistik persepsikan berperan sebagai bapak dan pelindung karena sifatnya yang tidak memntingkan diri sendiri melainkan memberikan perhatuan terghadap kepentingan dan kesejahteraan bawahanya akan tetapi pemimpin macam ini mengharapkan bahwa kehadiran dan keberadaannya tidak lagi dipertanyakan oleh orang lain
C.Tipe Kharismatik
Pemimpin macam ini memiliki pengaruh yang sangat menarik sehingga banyak orang yang empati padanya meskipun orang tidak dapat menjelaskan secara rinci peenyebab dia dikagumi banyak orang
D.Tipe Kendali Bebas
Pemimpin hanya berkedudukan sebagai symbol kepemimpinan dijalankan dengan memberikan kebebasan penuh pada orang yang dipimpin dalam mengambil keputusan dan melakukan kegiatan menurut kepentingan masing-masing jadi pemimpin hanya memposisikan diri sebagai penasihat
E. Tipe Demokratis
Tipe kepemimpinan yang menempatkan manusia sebagai factor utama dan terpenting dalam setiap organisasi pemimpin memandang dan menempatkan orang-orang yang dipimpinnya sebagai subjek yang kepribadian dengan berbagai aspeknya seperti dirinya juga tipe pemimpin ini selalu berusaha untuk memamfaatkan setiap orang yang dipimpinnya kepemimpinan yang demokratis adakah kepemimpinan yang aktif,dinamis dan terarah. Dan dalam mengambil keputusan selalu mementingkan musyawarah .

3. Keterbatasan Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai kemampuan/kecerdasan mendorong sejumlah orang (dua orang atau lebih) agar bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terarah untuk mencapai tujuan bersama. Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan orang yang dipinpinnya tidak terlepas dari kelebihan dan kekurangan yang bersifat universal dan kodrati manusia sebagai makhluk. Sebaga mana juga dalam pepatah Arabi mengatakan yang artinya ; manusia adalah tempat salah dan lupa.
Pemimpin sebagai manusia tidak berbeda dengan manusia yang lain tidak dapat melepaskan diri dari kelebihan dan kekurangan, baik dari sisi fisik maupun psikologis.Akan tetapi manusia punya potensi untuk meminimalisir keterbatasa-keterbatasan yang ada pada dirinya yang berarti juga berpotensi untuk meningkatkan efisiensi danj efektifitas dalam melaksanakan visi misi dalam sebuah organisasi.
Selain keterbatasan sebagai factor manusia, eterbatasan manusia juga merupakan pembibangan kerja, norma-norma, peraturan mekanisme kerja dan prosedur kerja yang disebut juga sebagai keterbatasan administratif.
1. Keterbatasan Manusiawi
Sebagaimana keterbatasan/kelemahan manusia yang telah kami sebutkan di atas. Kelemahan –kelemahan tersebut dapat mengakibatkan keterbatasan dalam mertealisasikan kep[emimpinannya, keterbatasan itu meliputi:
a. Keterbatasan Norma Spiritual
Harkat manusia yang tinggi merupakan pembatas perilaku setiap manusia, termasuk dalam melaksanakan fungsi tugas kepemimpinanya. Harkat manusia memikul tanggung jawab dalam arti tingkah laku dibatasi oleh nilai-nilai tertentu, diantaranya norma social, norma spiritual/ agama atau kepercayaan yamg dipeliuk oleh pemimpin.
b. Keterbatasan Fisik (Jasmaniah)
Keterbatasan kepemimpnan karena unsur fisik antara lain;1. Usia, 2. Fisik, 3. Jenis kelamin, 4. Keterbtasan Waktu
c. Keterbatasa Psikis (Rohani)
Kepemimpinan dibatasi oleh kemampuan psikis berupa kemampuan berfikir , mengingat, menghayal, perasaah maupun kehendak. Dan karena dibatasi oleh perbedaan potensi psikis lain sepert bakat, minat, intelegensi dan berbagai sifat kepribadian. Keterbatasan yang dimiliki akal manusia untuk memahami berbaga macam persoalan secara bersamaan atau masalah yang rumit merupakan contoh bahwa pemimpin tidak dapat mengatasi seluruh tanggung jawabnya secara sendiri.
d. Keterbatasan Administrasi
Kolompok/ organisasi sebagai wadah untuk mewujutkan kepentingan bersama yang disebut tujuan organisasi. Dalam kebersamaan itu tidak semua kemauan, kehendak, gagasan , pendapat, rencana, kreatifitas dari seorang pemimpindapat dilaksanakan secara bebas. Dengan kata lain, keterbatasan pemimpin dibatasi oleh kondisi yang terdapat didalam pengendalian proses kerja sama untuk mencapai yang disebut keterbatasan administratif. Beberapa keterbatasan adninistrasi diantaranya;
a. Misi organisasi, setiap organisasi dalam menggerakan orang-orang yang dipimpin tidak boleh keluar dari upaya mewujutkan kerja sama yang terarah pada pencapaian misi organisasi.
b. Setiap pemimpin dibatasi oleh posisi, sebagai wujud pembidangan tugas horisotal pada jenjang yang sama sebagai pembatas yang mengharuskan pemimpin hanya boleh melakukan kegiatan dibidangnya.



5. Gaya Kepemimpinan
Gaya artinya sikap, gerakan atau tingkah laku, sikap yang elok, gerak-gerik yang bagus, kekuatan kesanggupan untuk berbuat baik.
Sedangkan gaya kepemimpinan adalah sekumulan cirri-ciri yang digunakan pemimpin dalam untuk mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpiman adalah pola perilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin.
Gaya kepemimpinan merupakan dasar dalam mengklasifikasikan tipe kepemimpinan. Gaya kepemimpinan memiliki tiga pola dasar yaitu yang mementingkan pelaksaana tugas, yang mementingkan hubungan kerja sama, dan yang mementingkan hasil yang dicapai. Sehinnga gaya kepemimpinan yang paling tepat adalah suatu gaya yang dapat memaksimalkan produktifitas, mkepuasan kerja, pertumbuhan, dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.
Sebenarnya sangat banyak teori mengenai gaya kepemimpinan, namun pada pembahasan ini penulis ingin menjelaskan teori gaya kepemimpinan yang berkembang pada tahun 1960-an yang dinamakan dengan “pola manajerial”. Kepemimpinan dipengaruhi oleh dua perhatian manajerial yang mendasar, yaitu perhatian terhadap produksi/ tugas dan perhatan terhadap manusia. Menurut teori ini ada empat gaya dasar kepemimpinan diantaranya;
1. Gaya Manajemen tugas, pemimpi menunjukan perhatian yang tinggi terhadap produksi, tetapi terhatiah rendah terhadap mausia.
2. Gaya Manajemen Country Club, pemimpin memperlihatkan perhatian yang tinggi terhadap manusia, tetapi perhatian terdah terdadap roduksi.
3. Gaya Manajemen Miskin, pemiminpin tidak terlalu menunjukan perhatian, baik terhadap produksi maupun terhadap manusia.
4. Gaya manajemen Tim , pemimpin menunjukan perhatian yang baik terhadap produksi maupun terhadap manusia.
Seorang pemimpin yang efekiif harus menggunakan gaya kepemimpinan yang berbeda dalam situasi yang berbeda, jadi tidak tergantung pada satu pendekatan untuk semua situasi. Denga demikian hal ini menuntut seorang pemimpin mampu membedakan gaya-gaya kepemimpinan, membedakan situasi dan mampu menggunakannya secara benar.
Sehinnga berdasarka uraian di atas, secara konseptual gaya kepemimpinan didefinisikan sebagai perilaku dan strategi yang merupakan hasil kombinasi dari falsafah, keteramplan, sifat, sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin dalam berinreraksi dengan orang lain, dalam mengambil keputusan dan dalam melaksanakan tugas pegendalian.
6. Kepemimpinan Situasional
Suatu pendekatan terhadap kepemimpinan yang menyatakan semua pemimpin tergantung pada keadaan atau situasi. Situasi adalah gelanngang yang perlu bagi pemimpin untuk beroperasi. Bagi sebagian besar manajer, situasi bisa menentukan keberhasilan atau kegagalan, tetapi adalah keliru untuk terlalu menyalahkan situasi. Dalam menerapkan teory kepemimpinan situasional, manajer harus didasarkan pada hasil analisis terhadap situasi yang dihadapi pada suatu saat tertentu dan mengidentifiksi kondisi anggota atau anak buak yang dipimpinnya. Kondisi bawaha merupakan factor yang penting pada kepemimpiman situasional karena bawahan selain sebagai individu mereka merupakan kelompok yang kenyataanya dapat menentukan kekuatan pribadi yng dipunyai pemimpin
Menurut Paul Hersey dan Ken. Blanchard, seorang pemimpin harus memahami kematangan bawahannya sehingga dia akan tidak salah dalam menerapkan gaya kepemimpinan. Tingkat kematangan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
1.Tingkat kematangan M1 (Tidak mampu dan tidak ingin) maka gaya kepemimpinan yang diterapkan pemimpin untuk memimpin bawahan seperti ini adalah Gaya Telling (G1), yaitu dengan memberitahukan, menunjukkan, mengistruksikan secara spesifik.
2.Tingkat kematangan M2 (tidak mampu tetapi mau), untuk menghadapi bawahan seperti ini maka gaya yang diterapkan adalah Gaya Selling/Coaching, yaitu dengan Menjual, Menjelaskan, Memperjelas, Membujuk.
3.Tingkat kematangan M3 (mampu tetapi tidak mau/ragu-ragu) maka gaya pemimpin yang tepat untuk bawahan seperti ini adalah Gaya Partisipatif, yaitu Saling bertukar Ide & beri kesempatan untuk mengambil keputusan.
4.Tingkat kematangan M4 (Mampu dan Mau) maka gaya kepemimpinan yang tepat adalah Delegating, mendelegasikan tugas dan wewenang dengan menerapkan system control yang baik.
Bagaimana cara kita memimpin haruslah dipengaruhi oleh kematangan orang yang kita pimpin supaya tenaga kepemimpinan kita efektif dan juga pencapaian hasil optimal.

Tidak banyak orang yang lahir sebagai pemimpin. Pemimpin lebih banyak ada dan handal karena dilatihkan. Artinya untuk menjadi pemimpin yang baik haruslah mengalami trial and error dalam menerapkan gaya kepemimpinan.
Pemimpin tidak akan pernah ada tanpa bawahan dan bawahan juga tidak akan ada tanpa pemimpin. Kedua komponen dalam organisasi ini merupakan sinergi dalam perusahaan dalam rangka mencapai tujuan. Paul Hersey dan Ken Blanchard telah mencoba melepar idenya tentang kepemimpinan situasional yang sangat praktis untuk diterapkan oleh pemimpin apa saja. Tentu masih banyak teori kepemimpinan lain yang baik untuk dipelajari. Dari Hersey dan Blanchard, orang tahu kalau untuk menjadi pemimpin tidaklah cukup hanya pintar dari segi kognitif saja tetapi lebih dari itu juga harus matang secara emosional. Pemimpin harus mengetahui atau mengenal bawahan, entah itu kematangan kecakapannya ataupun kemauan/kesediaannya.
1. Dinamika kepeimpinan
Kepemimpinan sebagai seni yaitu berasal dari bakat seseorang, kepemimpinan sebagai ilmu yaitu memerlukan proses belajar dan latihan
Hubungan manusia dalam kepemimpinan.
a. Hubungan manusia efektif; yaitu adanya komunikasi dan perlakuan yang memuaskan dan menyenangkan.
b. Hubungan manusia tidak efektif ; yaitu adanya hubungan komunikasi dan perlakuan yang tidak memuaskan dan menyenangkan.
Pengendalian dalam kepemimpinan;
1. Bertujuan memperoleh tanggapan atau respon anggota organisasi terhadap program kerja
2. Usaha menjalin hubungan kerja yang efektif dan dinamis dalam organisasi.
2.Fungsi dan Tipe Kepemimpinan
a. Fungsi yang berhubunga dengan tugas
b. Fungsi sebagai pemelihara kelompok
3. Keterbatasan Kepemimpinan
a. Keterbatasan manusia
b. Keterbatasan administrative
4. Gaya Kepemimpinan
a. Gaya manajemen tugas
b. Gaya manajemen Country Club
c. Gaya manajemet miskin
d. Gaya manajemen tim
5. Kepemimpinan Situasional
a. Kepemimpinan Kontingensi
b. Kepemimpinan situasional


DAFTAR PUSTAKA


1. P. Siagian, Sondang, Teori Dan Praktek Kepemimpinan, Jakarta, Rineka Cipta, 2003
2. Rivai, Veitzal, Kepemimpinan dan perilaku organisasi, Jakarta, PT. RajaGravindo Persada, 2007
3. Gaya kepemimpinan Situasional, http://edymartin.wordpress.com