Jika nilai-nilai al-Qur'an teraplikasi dan tertransformasi dengan baik, saya yakin keresahan dalam segala bentuk akan bisa diatasi

Hidayatullah.com--Perhelatan akbar acara “Musabaqah Hafalan al-Quran & Hadits Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Su'ud” (MTQH) di Indonsia Tingkat Nasional 2010 telah digelar. Sebanyak 177 orang peserta mengikuti acara ini. Mereka sejak kemarin, Jum’at (24/09) hingga Ahad (26/09) akan melaksanan perlombaan di kategori masing-masing.



Adapun kategori yang diperlombakan pada MTQH Tingkat Nasional 2010 ini adalah sebanyak 34 peserta pada kategori Tahfidzul Qur'an 30 Juz, 35 peserta pada kategori Tahfidzul Qur'an 20 JUz, 35 peserta pada kategori Tahfidzul Qur'an 15 Juz, 35 peserta pada katagori Tahfidzul Qur'an 10 Juz, dan 38 peserta pada kategori Hafalan Hadits.

Acara ini digelar di Komplek Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) JI. Nagka. No. 60. Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

Patut disyukuri, di saat dunia santer mengabarkan hebatnya permusuhan dan aksi pelecehan terhadap Islam dan al-Qur’an, di tempat yang lain Qur’an ratusan pemuda asyik menggelutinya, membacanya, dan menghafalknnya.

Ketua Dewan Juri Musabaqah Hafalan al-Quran & Hadits Pangeran Sultan Bin Abdul Aziz Alu Su'ud 2010 Dr. H. Ahsin Sakho Muhammad, MA., mengatakan tidak ada orang yang bergelut atau menghayati keagungan al-Qur'an, kecuali dia akan berahlak mulia dan akan senantiasa menjaga diri dari sifat keburukan.

Bagaimana sebetulnya metode penjurian pada acara MTQH kali ini?, Berikut petikan wawancara Hidayatullah.com dengan Rektor Institut Ilmu al-Qur'an (IIQ) Jakarta ini. Ahsin juga menguraikan solusi Islam dalam mengatasi multikrisis, dan juga kandungan nilai-nilai al-Qur’an dalam kehidupan umat manusia. Berikut petikannya:

Bisa dijelaskan medote penjurian pada acara Musabaqah kali ini?
Kalau metode penjurian mengacu kepada pedoman penghakiman yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Tilawatil al-Qur'an (LPTQ). Formatnya, ada