Kamis, 19 Mei 2011
Jutaan makhluk yang hidup di bumi semesta ini. Dengan bebagai tekstur kulit yang indah dan bentuk yang unik membuat manusia terpikat dan terpukau dengannya. Kita stress, merasa kehilangan apabila hewan kesayangan kita mati atau bahkan ada yang sampai bunuh diri. Astaghfirullah..........hanya orang-orang yang tak punya akal saja yang akan berani mengambil keputusan sebijak itu.Semuanya memiliki keunikan dan keindahan tersendiri
Akan tetapi, makhluk yang paling unik dan indah itu adalah manusia. Manusia adalah makhluk yang unik, makhluk yang memiliki kompleksitas yang rumit atau ada juga yang menyebutnya manusia adalah makhluk multidimensi. Allah swt berfirman dalam alqur’an yang artinya: “Sungguh, Kami ciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” Qs At-Tin : 4
Setuju atau tidak, memang itu benar adanya. Manusia adalah makhluk biologis atau fisiologis dan manusia juga makhluk psikologis. Manusia disatu sisi punya sifat individualis disisi lain manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia disaat tertentu selalu berfikir rasional dan pada kesempatan yang lain manusia juga berfikir irasional. Masih banyak sebetulnya dimensi-dimensi yang melekat pada diri manusia kalau kita mau menelusurinya lebih jauh lagi, yang jelas manusia adalah mekhluk multidimensi yang tidak akan pernah ditemukan pada seluruh mahkluk yang ada di semesta alam ini.
Ketika manusia punya semua keunikan itu apa yang harus manusia perbuat? Berangkat dari pertanyaan ini maka jawabanya hanya satu yaitu berkaya. Sudahkah kita berkarya atau lebih jauh lagi, karya apa saja yang telah kita hasilkan sejak kita lahir ke semesta alam ini? kebanyakan dari jawaban anak manusia itu sangat simpel “ada dech..!” atau barangkali kalaupun ada bisa dihitung dengan jari, tak sebanding dengan modal keunikan yang dipunyai dengan hasinya. Maka meminjam kata-kata dari seorang pembisnis hal yang semacam itu dinamakan defisit. Artinya manusia dalam kerugian yang nyata.
Lalu bagaimana sikap anak manusia ketika terjadi defisit dalam hidupnya. Salah satu solusi yang paling ampuh saya kira adalah reorientasi hidup, mengenali, megingat dan me_refresh kembali apa tujuan kita lahir ke semesta alam ini dan kemana ending dari sebuah perjalanan panjang anak manusia. Kalau reorientasi belum bisa menghasilkan karya-berikutnya. Maka perlu kita tanyakan apa yang terjadi dengan kamu anak manusia.
Sungguh hanya dengan karya-karya yang kita hasilkan saja yang dapat kita jadikan bekal dalam pejalanan yang saat itu tidak ada kesempatan lagi untuk berkarya. Wahai anak manusia berkaryalah, ukir hari-harimu dengan modal keunikan yang kamu miliki. Agar tidak menyesal kemudian. Pada saatnya nanti orang sekitarmu menikmati karyanya smentara kamu hanya berdiri mematung sambil mengemut telunjukmu sendiri lantaran tak ada karya sedikitpun yang dapat kamu nikmati. Wallahu a’lam bisshawab
surabaya,19 mei 2011
Categories: Artikel
Posted on 15.31 by abdul wahid
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Popular Posts
Blogger templates
Categories
Diberdayakan oleh Blogger.
Mengenai Saya
- abdul wahid
- semenep, jawa timur, Indonesia
- ORANG YANG BESAR BUKAN ORANG BERBADAN BESAR, TAPI ORANG YANG BERJIWA BESAR DAN BERWAWASAN LUAS.
1 komentar:
karena kita diciptakan unik dan berbeda dengan makhluq lainnya, hendaknya kikta berkarya sebanyak-banyaknya untuk kemaslahatan manusia
Posting Komentar