Berbicara tentang perjuangan, sangan mudah untuk diucapkan tapi sangat berat untuk dilaksanakan. Dalam sejarahpun telah dibuktikan diapa yang mengambilnya dan siapa yang meninggalkannya, siapa yang kuat dan siapa yang gugur di jalan juang.

Sungguh dahsyat bagi orang yang kuat dan mampu bertahan dalam perjuangan, Allah sudah siapkan surganya yang didalamnya tersimpan jutaan kenikmatan. So selamat menggapainya,...
Mengapa perjuangan itu sedemikian berat dan susahnya...? mari baca dengan pelan resapi dan menangislah kalau memang itu kamu perlukan :

“Jalan sunyi mencetak kader di tengah gempita manusia mengejar, memiliki, merasai lezatnya dunia, nikmatnya hawa nafsu, manisnya kebebasan. Di saat orang berdesak ke diskotik, konser, tempat hiburan, mall, hotel, pantai, gemerlap dunia, ada yang bercita jadi pejabat tinggi, milyader, artis terkenal, saudagar kaya raya dan segala macam kesuksesan dunia. Di sudut sana ternyata ada generasi yang menggadaikan masa mudanya, mengendalikan nafsunya, membatasi kebebasannya, menahan hobinya. Meniti jalan sunyi menjadi seorang kader.

Di  jalan sunyi, sepi dan senyap, tak banyak kawan, tak ringan tantangan, ia terjal lagi berliku, tak ada janji uang, jabatan banyak tapi tak punya tunjangan, pun seolah masa depan suram jadinya. Ia  terkadang cuma mencangkul, pagi hari hanya merintis, terjun ke empang adalah biasa, mengecor dan bertukang jadi ilmu baru di lapangan.

Semua menganggap ia pekerjaan rendahan, gak keren dan gak gaul kata anak remaja kini, kebebasan kini dibatasi dengan aturan. Kegiatan  diatur dengan komitmen ketaatan, tak sedikit yang terpental. Titian pun kian sunyi, senyap kembali merayap,

Bagi sang pengkader, titian jalan itu jauh lebih sunyi lagi, mengkader itu lebih berat. Penuh aral melintang, onak duri, kelokan tajam, plus tanjakan yang terjal, tuntutan agar jadi panutan, keharusan terus meningkat sedang tawaran dunia antri menjejal, rasa payah bercampur lelah, letih jiwa menahan kritikan. sedang sang kader tak jua paham tapi tetaplah bersabar dan bergembira.
Wahai peniti jalan sunyi, meski ia titian sepi namun di tapal batas sana riuh bidadari saling melambai ada telaga nabi bagi mereka yang kehausan meniti jalan sunyi ini, jalan sunyi mencetak kader”

Itulah tulisan singkat dari teman ana yang sedang berjuang di Pulau Labuan Bajo Kepualauan Kupang- NTT, tulisan yang membuat hati bergetar, memacu semangat untuk terus berjuang dalam mempersiapkan generasi terbaik. Sangat jauh rasanya membandingkan dengan semangat kawan yang satu ini.

Semoga kita semua dapat mengambil spirit dari apayang telah disampaikan, dan dapat kita resapi dengan resapan yang menadalam, sehingga dapa merasakan bahwa berjuang itu tidaklah mudah dan mengenakkan, tapi butuh pengorbanan yang luar biasa baik tenaga, pikiran dan harta sekalipun.

Allahu Akbar,..... !